Museum Batik Yogyakarta merupakan salah satu museum batik pertama yang berada di kota Yogyakarta. Museum Batik Yogyakarta ini didirikan oleh Hadi Nugroho yang menjadi pemilik museum. Bangunan museum ini dikelola oleh pasangan suami istri yang bernama Dewi dan Hadi Nugroho. Museum ini diresmikan pada tanggal 12 Mei 1977 oleh Kanwil P&K daerah Istimewa Yogyakarta. Luas are museum ini sekitar 400 meter persegi yang sekaligus menjadi tempat tinggal pasangan suami istri tersebut. Pada tahun 2000 dulu, museum ini pernah memperoleh penghargaan dari MURI atas karya “Sulaman Terbesar” dengan batik berukuran 90×400 cm2. Lalu pada tahun 2001 museum ini memperoleh penghargaan lagi dari MURI sebagai pemrakarsa berdirinya Museum Sulaman pertama yang ada di Indonesia.
Museum ini menyimpan koleksi batik sampai mencapai 1.200 yang terdiri dari 500 lembar kain batik tulis, 560 batik cap, 124 canting, dan 35 wajan serta bahan pewarna, terdapat malam juga di museum ini. Koleksi yang ada di museum ini terbagi menjadi tiga kelompok yaitu: koleksi batik pedalaman, batik pesisiran daerah, dan koleksi peralatan batik kuno. Ketika anda masuk ke museum, anda akan melihat deskripsi penjelasan tentang sejarah perbatikan. Berdirinya museum ini juga ada di penjelasan tersebut. Ada penjelasan mengenai peralatan dan bahan-bahan untuk membatik. Ada juga penjelasan mengenai langkah-langkah membatik.
Ketika anda masuk ke ruangan selanjutnya, anda akan menemukan koleksi macam-macam batik yang berasal dari Pulau Jawa beserta motifnya. Koleksi di museum ini sangat lengkap, mulai dari batik Yogyakarta, batik Solo, Indramayu, Pekalongan, dan masih banyak lagi. Koleksi batik di museum ini di pajang dalam bentuk kain panjang ataupu sarung. Terdapat keunikan sendiri dari berbagai macam motif di Museum Batik ini mulai dari warna, corak, serta filosofi yang ada di dalamnya. Koleksinya diperkirakan mencapai 500 jenis batik tulis dan 550 jenis batik cap. Dan ada beberapa batik yang usianya ratusan tahun. Koleksi usia batik diperkirakan berusia 1700 tahun. Selain itu di Museum Batik ini juga melakukan pelestarian merekam proses pembatikan dengan beragam motifnya. Di museum ini juga terdapat klinik perawatan untuk menjaga koleksi batik di museum ini.
Koleksi batik lainnya yaitu batik kuno yang dibuat oleh orang asing. Orang tersebut bernama Eliza Van Zuylen yang berasal dari Belanda yang menjadi pengrajin batik. Dia mengenal batik saat dia dan suaminya tinggal di Pekalongan yang bertugas di sana. Motif batik yang dibuat oleh Eliza yaitu motif buketan bunga. Motif tersebut dikenal dengan sebutan Van Zuylen Bouquet. Selain dari karya Eliza, di museum ini juga terdapat batik karya Oey Soe Tjoen dari Cina. Dia mengenal batik sama dengan Eliza yaitu di Pekalongan. Motif batik yang dihasilkan Oey Soe Tjoen sangat menarik karena motif tersebut merupakan gabungan budaya China dan Belanda. Jika Anda ingin mengenal lebih detail tentang batik Anda dapat berkunjung ke Museum Batik ini yang berada di Yogyakarta.
Apabila anda ingin berkunjung ke Yogyakarta dengan mudah dan hemat, bisa memesan paket wisata jogja di Alodiatour.
Lokasi obyek wisata Museum Batik Yogyakarta sangat terjangkau dan mudah ditemukan karena berada tidak jauh dari pusat kota Yogyakarta. Lokasi tepatnya berada di Jl. Doktor Sutomo No.13A, Bausasran, Danurejan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Harga tiket masuk ke Museum Batik Yogyakarta cukup murah wisatawan yang berkunjung hanya akan dikenakan biaya sebesar Rp. 20.000/orang. Jika anda ingin belajar membatik, anda dapat mengikuti pelatihan batik dengan membayar biaya Rp. 40.000/jam. Anda dapat mengambil paket pelatihan membatik dengan membayar Rp. 85.000 sampai Rp. 95.000.
Sedangkan untuk harga tiket parkir yaitu: Rp. 2000 untuk kendaraan motor dan Rp. 5000 untuk mobil.
Fasilitas yang ada di Museum Batik Yogyakarta saat ini belum terlalu memadai tetapi fasilitas yang ada di Museum Batik Yogyakarta dapat membuat wisatawan yang berkunjung dapat merasa nyaman, fasilitas diantaranya: